Sabtu, 12 Mei 2012

BUDAYA MENGHAKIMI DAN MENGHUKUMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA



Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesiayang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Adasemacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti
.

Jumat, 11 Mei 2012

BitDefender USB Immunizer 2.0.0.8


Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya Windows merupakan OS yang sangat rentan dengan yang namanya virus, trojan, bahkan malware. Mungkin Anda kerap jengkal bahkan sempat dibuat shock dengan yang namanya virus dan sekutunya yang menular dari USB Flashdisk, CD, atau DVD. USB Flashdisk merupakan media penyimpanan data yang sangat membantu kita dalam menyimpan data sementara waktu, dan USB Flashdisk juga media penyalur penyebaran virus nomor satu di dunia. Mengapa USB Flashdisk, CD, atau DVD menjadi media penyebaran virus yang efektif dan efisien? Karena Windows memiliki fitur autorun yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan virus ke komputer pengguna Windows, dengan kata lain ketika USB Flashdisk, CD, atau DVD terhubung dengan komputer maka seketika itu pula Windows membaca seluruh isi yang ada pada USB Flashdisk, CD, atau DVD

Pernahkah Anda menemukan file Autorun.inf di USB Flashdisk Anda atau rekan Anda? Seringkali kita jumpai file Autorun.inf tersebut terdeteksi virus oleh Antivirus Anda; terutama pengguna Avira. Jangan Anda anggap remeh keberadaan autorun.inf di Flashdisk Anda bisa jadi file tersebut adalah malware yang siap memberikan kejutan berupa hadiah virus untuk komputer Anda. Seiring semakin populer perkembangan penyebaran virus melalui Flashdisk beberapa Antivirus pun mengembangkan vaksin atau imunisasi untuk Flashdisk Anda agar Autorun.inf pada Flashdisk tidak dimanfaatkan oleh virus sehingga kita dapat meminimalisir penyebaran virus, trojan dan malware dari Flashdisk. Penggagas utama lahirnya vaksin atau imunisasi adalah Panda yang diberi nama Panda USB Vaccine, dan disusul oleh BitDefender yang diberi nama BitDefender USB Immunizer. Namun sayangnya Panda USB Vaccine sepertinya tidak dikembangkan lagi oleh Panda Antivirus, sedangkan BitDefender masih tetap mengembangkan BitDefender USB Immunizer. BitDefender USB Immunizer 2.0.0.8 adalah versi terbaru dari BitDefender USB Immunizer yang membantu kita untuk memberi imunisasi terhadap USB Flashdisk dengan menanam file autorun.info yang tidak dapat dimodifikasi oleh virus.




Cara penggunaannya pun terbilang sangat mudah, Anda jalankan aplikasinya dan mengklik ikon Flashdisk yang akan diimunisasi pada BitDefender USB Immunizer 2.0.0.8.


Download:


BitDefender USB Immunizer 2.0.0.8 (3.7 MB)
[Mirror]

PCMAV 7.1 Predator (Mei 2012)


Anda orang indonesia? jika ia tentunya suka donk dengan anti virus ini? so pasti kita harus bisa memanfaatkan anti virus ini. anti virus ini sifatnya mudah di insatal dan tidak memakan memori komputer yang besar.. PCMAV Predator 7.1 akhirnya terbit Mei 2012 dengan beberapa penyempurnaan dari versi yang sebelumnya. Dilengkapi extension manager, versi terbaru ini mampu membasmi 6313 malware dan variannya (cukup banyak juga ya). dan ini list update terbarunya :




UPDATED! Ditambahkan database pengenal dan pembersih 73 virus lokal/ asing/varian baru yang dilaporkan menyebar di Indonesia. Total 6313 virus beserta variannya.
IMPROVED! Perubahan nama virus mengikuti varian baru yang ditemukan.
IMPROVED! Perbaikan real-time protection yang berpotensi mengakibatkan konflik dengan aplikasi tertentu.
IMPROVED! Perbaikan scan otomatis pada removable disk yang berpotensi menampilakan pesan error.
IMPROVED! Optimalisasi pendeteksian terhadap encrypted applications.
IMPROVED! Penambahan menu Remove untuk menghapus daftar item di karantina.
IMPROVED! Penambahan Extension Manager yang dapat digunakan melalui menu pada notification area.
FIXED! Perbaikan pesan error Link Protector pada Windows 64 bit.
FIXED! Perbaikan engine cleaner yang mendeteksi virus di memory.
IMPROVED! Perbaikan beberapa minor bug dan improvisasi kode internal untuk memastikan bahwa PCMAV tetap menjadi antivirus kebanggaan Indonesia.



Screnshoot





Download :

Download PCMAV 7.1 Predator - 8.77 MB
Pasword : www.koransoftware.com
thanks spesial by: PCMAV and koransoftware.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons